ULASAN KOMPAS INDONESIA SEMPENA 16 SEPTEMBER 2013
SEMPENA HARI MALAYSIA 16 SEPTEMBER 2013’
‘RAKYAT MALAYSIA BERSYUKURLAH KAMU KERANA
KAMU ADA KERAJAAN YANG MULIA’
Oleh : Hj. Al-Azharri Siddiq Hj. Kamunri,
Ketua Editor http://merdeka-online.com/home/
Jentayuabaka.blogspot.com - Baru-baru ini, masyarakat
antarabangsa meletakkan keadaan kewangan Malaysia merupakan antara yang paling
kukuh di dunia pada hari ini kerana pengurusan sistem kewangannya yang berhemat
(Dr. Marc Faber,"Investment Strategy - Where's the Money?)
Walau
bagaimanapun, saya lebih terkejut apabila membaca ulasan akhbar-akhbar asing
mengenai Kerajaan Malaysia. Dengan tema “rakyat Malaysia terlalu dimanjakan”,
kita ingin melihat pandangan itu dari aspek yang realiti.
Akhbar
Kompas yang sangat berpengaruh di Indonesia menulis dengan tajuk “Di Malaysia,
Dari Kuliah Sampai Nikahpun Dikredit” (28 Ogos 2013), amat menarik untuk dibaca
dan dikongsikan kepada seluruh rakyat Malaysia apatah lagi menjelang Hari
Malaysia yang ke-50 pada 16 September 2013 ini. Rencana di akhbar Kompas itu
dimulakan dengan tulisan di bawah ini,
“Di Malaysia, Dari Kuliah Sampai Nikahpun Dikredit”
Malaysia mungkin menjadi salah satu negara kredit dengan sistem
yang sangat memanjakan warganya. Tapi yang namanya kredit, tetap saja ada nilai
minus dan beberapa masalah di dalamnya. Berikut ini beberapa sektor kredit yang
kurang lazim atau tidak ada di negri kita
1. Kuliah
Setiap warga Malaysia memiliki kemudahan untuk mendapatkan pinjaman
dari pemerintah untuk biaya kuliah, kerajaan menyebutnya PTPTN. Syarat untuk
mendapatkanya pun sangat mudah, dan nyaris tanpa seleksi. Cukup hanya dengan
menunjukkan kartu kewarganegaraan Malaysia.
Pinjaman ini wajib
dibayar setelah nantinya para mahasiswa lulus dari perguruan tinggi. PTPTN bisa
didapat untuk semua perguruan tinggi, baik swasta atau negri dan tanpa jaminan
aset layaknya bank. Jadi setiap orang, baik miskin atau kaya memiliki
kesempatan yang sama untuk kuliah.
Yang namanya pinjaman, tentu ada bunga setiap tahunnya sekitar 1%
(kalau belum dirubah). Dengan rata-rata biaya kuliah di Malaysia adalah kisaran
90-120 juta. Bagi mereka yang belum bisa melunasi pinjaman ini, maka mereka
tidak dibolehkan melakukan perjalanan ke luar negri.
Dengan
nada kesyukuran, akhbar Kompas itu berkata “cukup hanya dengan menunjukkan
kartu kewarganegaraan Malaysia”, rakyat di Malaysia boleh menikmati pelbagai
kemudahan seperti Pinjaman Tabung Pendidikan Tinggi Nasional (PTPTN), Gadjet,
Alat Transportasi, Rumah malah pernikahan semuanya mendapat bantuan daripada
Kerajaan Malaysia yang amat prihatin.
Katanya
di hujung artikel itu, “rakyat Malaysia
terlalu dimanjakan” dan “kamu tidak akan menikmatinya di negara kami”.
KONSEP BERSYUKUR & BERTERIMA KASIH
Isunya
sekarang, sejauh manakah kita sebagai rakyat Malaysia bersyukur dengan nikmat
yang kita perolehi dari Kerajaan ini? Soalan paling mudah, apakah kita
bersyukur? Sesungguhnya agama Islam dan agama lain turut menekankan konsep
bersyukur dan berterima kasih.
Jika
kita renung di negara-negara lain yang lebih kaya hasil buminya berbanding negara
kita, kemudahan-kemudahan seperti ini pun mereka tidak dapat melaksanakannya
walaupun mereka lebih berkemampuan.
Namun,
Alhamdulillah kita mempunyai Kerajaan yang bertanggugjawab sehingga segala
keperluan anak cucu kita dapat diwujudkan di hadapan mata kita. Ianya memang
tanggungjawab kerajaan, namun kita harus bersyukur dan membuat refleksi betapa
di negara-negara luar mereka tidak mampu pun melakukannya.
Namun
begitu, masih ada lagi segelintir masih mahu mempersoalkan PTPTN sedangkan
orang luar melihatnya sebagai “bersyukurlah
kamu ada PTPTN, sedangkan kami tiada, anak-anak kami harus berhenti sekolah
jika tidak punya ongkos, atau harus menjual harta benda untuk membayar yuran”.
Sesungguhnya,
mereka mengajak kepada kita supaya menanamkan nilai bersyukur dalam diri kita,
khususnya kerana mempunyai Kerajaan yang bertanggungjawab.
Akhbar
Kompas dengan terus-terang mengungkapkan betapa beruntungnya rakyat Malaysia dengan
segala kemudahan yang disediakan Kerajaan Malaysia. Cuba perhatikan luahan hati
mereka di bawah.
2. Gadget dan Alat Transportasi
Untuk bagian ini, mungkin di
Indonesia juga ada sebagian orang yang membeli gadget dan alat transportasi
seperti mobil atau motor secara kredit. Yang membuat Malaysia lebih dimanjakan
adalah semua warga bisa membeli gadget dan alat transportasi secara kredit dan
bisa tanpa deposit (bayaran awal). Bahkan mahasiswanya pun bisa membeli mobil
secara kredit karena dinilai layak dan mampu membayar. Mahasiswa yang mendapat
pinjaman PTPTN tidak hanya untuk bayar SPP kuliah, tapi juga untuk biaya hidup.
Tanya
semula diri kita, bagaimana kita hendak membalas segala kemuliaan Kerajaan
kita, walhal mereka orang luar negara kita cemburu dengan apa yang sedang kita
nikmati? Marilah kita membuat refleksi bahawa, rupa-rupanya semua itu bukan
setakat tanggungjawab Kerajaan sahaja tetapi kerana Kerajaan kita mempunyai “political will” yang sanggup
mendahulukan apa jua keperluan rakyat. Semuanya diterjemahkan dengan ungkapan “1Malaysia:
Rakyat Didahulukan”.
Seterusnya,
akhbar Kompas memberikan ulasan berikutnya,
3. Rumah
Hal yang sulit diterima akal
adalah banyaknya warga Malaysia yang tidak memiliki rumah. Tentu berbanding
terbalik dengan desa-desa di Indonesia yang bisa kita sebut ekonomi menengah ke
bawah masih bisa punya rumah. Makanya tak jarang warga Malaysia agak tidak
percaya kalau para TKI itu memiliki rumah dan ladang ribuan meter.
Banyak warga yang menyewa
apartment, flat atau rumah dalam jangka waktu lama. Alasanya tentu beragam,
karena pendatang, karena sering berpindah-pindah dan lain-lain. Tapi dibalik
itu semua adalah pajak pemerintah yang cukup lumayan setiap tahunya. Harga
rumah (Kuala Lumpur Selangor) yang rata-ratanya adalah 900 juta per unit dengan
sistem cicilan kisaran 10-15 tahun tentu membuat ekonomi kelas menengah ke
bawah harus terus-terusan menyewa rumah/flat/apartment.
Tapi karena Malaysia dikenal
sebagai negara yang memanjakan warganya dengan sistem kredit, untuk membeli
rumahpun warganya bisa membeli rumah meski tanpa deposit. Tapi untuk yang ini,
ada seleksi dengan kalkulasi pendapatan perbulan untuk melihat mampu tidaknya
mereka membayar cicilan.
Lihatlah
di dunia luar sana, negara-negara yang lebih kaya, mereka juga mempunyai
Kerajaan, jika ianya suatu tanggungjawab yang mesti dilakukan oleh semua
Kerajaan, sudah pasti di sana pun ada kemudahan PTPTN, Rumah, Pendidikan
Tinggi, Gajet, Tayar, Pernikahan dan sebagainya. Namun, mereka tidak mampu
melakukannya sebaliknya Kerajaan kita mampu melaksanakannya, malah lebih jauh
dari itu.
Kesimpulannya,
menjelang Hari Malaysia pada 16 September 2013 ini, marilah kita menanam konsep
Bersyukur dan Berterimakasih. Bersyukur kepada Allah SWT kerana kita
dikurniakan sebuah Kerajaan yang bertanggungjawab.
Anda
boleh membaca lebih lanjut di akhbar Kompas bertarikg 28 Ogos 2013 ataupun di
laman http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/08/28/di-malaysia-dari-kuliah-sampai-nikahpun-dikredit-587659.html
.
Sudah
tiba masanya menjelang Hari Malaysia yang ke-50, kita menyemai konsep
Bersyukur dan Berterima kasih di dalam hati sanubari rakyat Malaysia.
sumber
sumber
No comments:
Post a Comment